Oleh :

Agus Fitri Yanto, SE, MM

Permintaan konsumen merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan bisnis, karena usaha tidak akan pernah ada dan berkembang dengan pesat jika permintaan terhadap produknya tidak ada. Usaha dengan teknik produksi yang handal menggunakan teknologi yang tinggi (hitech) namun di dalam penjualan atau pemasaran produknya tidak ada permintaan dari konsumen baik secara invidual maupun secara pasar, maka usaha ini dalam jangka panjang tidak akan bertahan hidup untuk menutupi biaya produksi dan biaya operasional.

Produksi suatu barang dapat dipasarkan dan dapat di jual dengan hasil keuntungan yang besar atau tinggi bila permintaan terhadap produk tersebut sangat tinggi. Dalam hal ini permintaan akan produksi barang tersebut akan sangat menentukan ketahanan hidup dan atau kelangsungan dalam menjalankan bisnis dan memasarkan produksinya.

Permintaan terhadap komoditas barang yang dihadapi pelaku usaha bergantung pada ukuran atau jumlah dari total permintaan pasar atau industri terhadap komoditas barang tersebut. Selanjutnya permintaan tersebut merupakan jumlah dari seluruh permintaan konsumen individual terhadap komoditas barang tersebut di dalam suatu pasar. Ketika terjadi peningkatan permintaan produk oleh pasar maka perusahaan dihadapkan pada situasi perlunya peningkatan atau perluasan produksi.

Hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena perusahaan harus memperhitungkan secara cermat seberapa besar peningkatan produksi untuk merespon atau mengantisipasi lonjakan permintaan pasar. Jika hal ini tidak diperhatikan maka perusahaan dapat menanggung beban kelebihan produksi yang tidak mampu diserap oleh pasar. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pelaku usaha memilih alternatif solusi dalam rangka meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan pasar (konsumen).

Permintaan konsumen (consumer demand) sebagai tingkat jumlah suatu komoditas barang yang diminta, bergantung pada harga komoditas barang tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditas yang berhubungan (komplementer atau substitusi) dan selera konsumen.

Sebagai contoh adalah apabila suatu perusahaan menaikkan harga komoditas barang maka yang terjadi di pasaran adalah permintaan terhadap komoditas barang tersebut akan menurun atau jumlah penjualan akan menurun. Sebaliknya apabila perusahaan menurunkan harga terhadap komoditas barang tersebut maka dipasaran akan terjadi peningkatan permintaan atau kuantitas barang yang dijual meningkat. Dengan demikian hubungan antara kuantitas (jumlah) barang dengan harga merupakan hubungan terbalik, saat harga meningkat maka jumlah barang menurun dan bila harga menurun jumlah barang yang dibeli menjadi meningkat.

Kuantitas suatu komoditas barang yang diminta oleh individual juga bergantung pada pendapatan konsumen, apabila pendapatan konsumen meningkat maka permintaan terhadap produk atau komoditas barang juga akan meningkat. Demikian sebaliknya apabila pendapatan konsumen menurun atau daya beli konsumen menurun maka terjadi juga pada kuantitas barang akan menurun sehingga permintaan terhadap barang tersebut juga menurun.

Pada faktor lain jumlah atau kuantitas komoditas barang juga akan meningkat atau menurun bergantung pada harga komoditas yang berhubungan. Konsumen individual akan membeli suatu komoditas barang tertentu jika harga komoditas barang tersebut substitusinya meningkat atau jika harga komoditas barang tersebut komplementernya menurun.

Pada sisi lain jumlah atau kuantitas komoditas barang juga bergantung pada selera konsumen, hal ini tercermin pada kondisi saat ini dimana pembelian suatu produk atau komoditas barang tergantung selera konsumen dilihat dari kualitas barang murah atau mahal, sehingga terciptalah produk barang yang sama namun kualitas berbeda tingkatannya dan selanjutnya harga jual produk juga berbeda, ada yang lebih murah dan yang lebih mahal.

Kuantitas permintaan terhadap produk tersebut menjadi bergantung selera atau kemampuan konsumen individual dalam menentukan pembelian produk tersebut dan pada akhirnya akan memepengaruhi jumlah permintaan terhadap produk tersebut.

Oleh karena itu perluasan produksi mengandung arti memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud untuk meningkatkan produk baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan produk secara kuantitatif dapat berarti peningkatan jumlah produk, sedangkan peningkatan kualitatif dapat berarti peningkatan jenis dan mutu produk. Dalam hal ini perluasan produksi dapat dilakukan memalui beberapa cara. Pertama, Ekstensifikasi, artinya perluasan produksi dengan cara menambah faktor-faktor atau unit produksi baru. Misalnya menambah tenaga kerja, mesin-mesin. Kedua, Intensifikasi, artinya perluasan produksi yang dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas (kemampuan menghasilkan) dari faktor produksi yang ada pada tiap unit produksi. Misalnya dengan pembagian kerja (spesialisasi kerja), peningkatan kemampuan dan keahlian kerja. Ketiga, Diversifikasi, artinya meningkatkan jenis dan macam produk yang dihasilkan. Selamat mencoba!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *