Oleh : Agus Fitri Yanto, SE, MM —

Apapun produk yang dijual, baik barang maupun jasa tentu akan sangat senang jika banyak konsumen yang membeli dan menggunakannya. Apalagi jika tingkat penjualannya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Namun tidak jarang terjadi konsumen ternyata membeli dengan pengetahuan yang minim akan produk yang dibutuhkannya. Ada pula konsumen yang kemudian kecewa karena setelah dicoba, barang yang dibelinya kurang cocok atau tidak sesuai dengannya.

Di sisi lain sering pula terjadi pramuniaga atau pegawai di tempat konsumen akan membeli produk menyampaikan banyak hal yang bagus untuk menarik calon pembeli. Mulai dari mengutarakan bahwa barang ini bagus, baju itu cocok buat ibu, produknya kluaran terbaru, motornya modelnya bagus, sedang ada diskon dan sebagainya.

Maka ketika konsumen tidak tahu dengan apa yang akan dibelinya dan dia tidak memahami betl produk apa yang pas untuk dibeli, bisa berujung pada kekecewaan saat udah sampai di rumah dan mencoba produk tersebut. Muncullah ungkapan-ungkapan : wah kalau tahu gini tadi beli yang model satunya, hmm… kok jadi aneh dengan yang warna ini. Kalau terkait produk pakaian, bisa jadi muncul pula ungkapan : kok pake model yang ini jadi kelihatan lebih gemuk, motif bajunya bikin lemak perut jadi semakin kelihatan, dan lainnya.

Melihat berbagai kejadian yang dialami konsumen seperti di atas maka salah satu hal yang bisa dilakukan pelaku usaha melalui pramuniaga atau pegawainya adalah memberikan saran yang tepat. Memberikan saran yang tepat berarti bukan sekedar memberi saran dengan mengunggulkan produknya agar cepat laku atau laris manis.

Memberi saran di sini berarti memberi masukan kepada konsumen akan produk-produk lebih pas bagi mereka. Jika hal ini dilakukan maka konsumen akan lebih “klik” dengan produk yang dibelinya dan puas. Dengan sendirinya jika hal ini terjadi, konsumen akan mau melakukan pembelian berulang terhadap produk-produk kita.

Sebagai contoh ketika konsumen datang ke sebuah toko fashion, dia akan mencari baju yang pas dengan dirinya. Yang harus dicermati pramuniaga antara lain postur tubuh konsumen, warna kulit, bentuk muka, gemuk atau langsing dan lainnya. Sehingga pramuniaga dapat memberikan saran agar konsumen tidak memilih motif garis melingkar jika dia gemuk dan tidak memilih motif garis ke bawah jika dia cenderung kurus. Untuk menyamarkan lemak atau lipat perut, konsumen dapat disarankan memilih motif gelap dan warna-warni yang kecil-kecil. Contoh lain jika konsumen adalah wanita gemuk maka untuk produk sepatu sebaiknya disarankan dengan model yang ujungnya kerucut atau tidak lekuk untuk memberi kesan lebih langsung.

Berbeda lagi jika konsumen sedang mencari produk sepeda motor. Tujuan membeli, lokasi rumah, siapa pemakai motornya dan anggaran yang disiapkan dapat menjadi pertimbangan saran bagi pembeli. Konsumen dengan lokasi rumah di pegunungan dan lebih banyak menggunakan sepeda motor untuk keperluan usaha maka sebaiknya tidak disarankan membeli jenis matic. Konsumen dengan latar belakang pegawai dan berusia setengah baya, tentunya dapat disarankan dengan pilihan motor lebih beragam.

Yang harus diingat oleh para pelaku usaha dan para pegawainya adalah bahwa tidak semua konsumen mengerti dengan produk yang akan dibelinya dan tidak semua konsumen memahami apa yang “klik” dengan kebutuhannya. Maka dari itu saran-saran positif yang mempertimbangkan sisi konsumen, akan membuat mereka lebih “klik” dan secara ikhlas menjadi pelanggan setia. Salam SUPERSUKSES! *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *