Politeknik Sawunggalih Aji (POLSA) turut berpartisipasi mengikuti lomba National University Debating Championship (NUDC) tingkat wilayah Kopertis VI. POLSA mengirim 2 (dua) mahasiswa yaitu Puspa Pramu Sinta dari prodi Administrasi Bisnis semester 4 (empat) dan Esti dari Prodi Akuntansi semester 2 (dua). Mereka berdua sebagai debater yaitu peserta yang mengikuti  perlombaan. POLSA juga mengirim 1 dosen POLSA dari prodi Teknik Informatika yaitu Nur Wachid Adi Prasetya, S.Kom sebagai N1 Adjudicator  yaitu calon juri yang dikirim oleh tim, untuk  diikutkan dalam akreditasi. Tim dari POLSA tersebut sebelumnya telah mengikuti serangkaian seleksi di Tingkat Perguruan Tinggi POLSA yang selanjutnya maju ke tingkat wilayah.

Pelaksanaan seleksi Lomba debat Berbahasa Inggris (NUDC) tingkat wilayah Tahun 2016 tersebut pada Rabu-Jumat, 18-20 Mei 2016 di Hotel Grand Wahid Salatiga Jl. Jendral sudirman No 02 Jawa Tengah.   Sasaran NUDC adalah semua mahasiswa aktif Program Sarjana atau Diploma di Perguruan Tinggi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti).

Tujuan NUDC :

1) Meningkatkan daya saing mahasiswa dan lulusan perguruan  tinggi melalui media debat ilmiah.

2) Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris lisan, dan  menciptakan kompetisi yang sehat antar mahasiswa.

3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan  analitis, sehingga mahasiswa mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

4) Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat secara logis dan sistematis.

5) Memperkuat karakter mahasiswa melalui pemahaman akan permasalahan nasional dan internasional beserta alternatif pemecahannya melalui kompetisi debat.

            Lomba debat antar perguruan tinggi menjadi bagian penting dari kompetisi di era global. Lomba debat ini menuntut wawasan yang luas, kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan kemampuan berargumentasi. Kemampuan bahasa Inggris yang baik akan meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat internasional. Sedangkan kemahiran dalam berargumentasi akan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk

membuat keputusan berdasarkan analisis yang logis dan faktual.   Menyadari pentingnya lomba debat bagi peningkatan kualitas lulusan dan pendidikan tinggi, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan kegiatan ini melalui kegiatan National University Debating Championship (NUDC) sejak tahun 2008. Kegiatan tahunan ini telah menjadi ajang positif bagi mahasiswa se-Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam berpikir kritis dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan jejaring antar perguruan tinggi, dan memupuk rasa kesatuan dan kebanggaan terhadap kebhinekaan bangsa dan budaya.

Tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar kerja nasional dan internasional terus meningkat seiring dengan pemberlakuan pasar bebas dan atau peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan  dan teknologi baru pada berbagai bidang usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard skill, soft skill) yang semakin tinggi.

Sesuai dengan tujuan pendidikan tinggiDirektorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan menetapkan pola pembinaan mahasiswa untuk memberi wadah berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, terampil, kompeten dan berbudaya. Salah satu usaha pembinaan tersebut adalah melalui

kompetisi debat, yang telah dirumuskan dalam National University Debating Championship (NUDC).  Kegiatan debat telah lama menjadi kebutuhan dunia akademik mahasiswa. Tuntutan kompetensi penguasaan pengetahuan dan wawasan global menjadi salah satu alasan mengapa debat perlu menjadi bagian akademik mahasiswa. Di saat negara-negara berkembang mewajibkan muatan debat ke dalam kurikulum pendidikan mereka, Indonesia perlu terus menjadikan debat sebagai bagian kajian akademik, dalam bentuk apapun.  Kegiatan debat menuntut mahasiswa tidak hanya mampu mengungkapkan ide dalam bahasa Inggris, tetapi juga menuntut mahasiswa mampu menguasai pengetahuan global, menganalisis, membuat judgement, dan meyakinkan publik. Di dalam debat, mahasiswa akan dihadapkan persoalan-persoalan nyata yang dihadapi suatu masyarakat atau bangsa. Mahasiswa harus mampu berposisi dan meyakinkan publik bahwa posisi mereka benar dan tepat. Oleh karena itu, debat merupakan media yang tepat dalam melatih kemampuan negosiasi dan argumentasi mahasiswa dalam skala internasional. Sudah tepat jika institusi pendidikan di Indonesia melaksanakan lomba debat antar mahasiswa dalam rangka internalisasi semangat kompetisi positif yang bermuatan tuntutan kemampuan komunikasi dan argumentasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *