Pada tahun 2023 dapat terjadi turbulensi bisnis karena adanya ketidakpastian perekonomian global. Pasca pandemi covid-19, perang Rusia Ukraina, ditambah dengan perubahan geopolitik, membuat negara-negara besar berpotensi lumpuh.

Kondisi tersebut, menjadi peluang tersendiri bagi Indonesia menjadi yang mendominasi kekuatan ekonomi dunia. Berdasarkan data Word Bank dan IMF, 2024 Jepang akan menjadi negara dengan GDP tertinggi ke-4 di dunia. Sedangkan Indonesia diprediksikan dapat menjadi negara dengan GDP tertinggi ke-4 di dunia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. M. Muchlas Rowi – Komisaris JAMKRINDO pada acara Kuliah Praktisi di Politeknik Sawunggalih Aji Kutoarjo. Kuliah praktisi dalam rangka menambah keilmuan dan kompetensi pada mahasiswa dan calon alumni Politeknik Sawunggalih Aji dilaksanakan pada Jumat, 07 Oktober 2022 siang.

Diikuti oleh mahasiswa dari Diploma III Teknik Informatika, Akuntansi, dan Administrasi Bisnis serta Program S1 Vokasi Informatika, kuliah praktisi kali ini mengambil tema “Pemanfaatan Media Sosial untuk Pengembangan Diri dan Bisnis”. Dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting, acara kuliah praktisi diikuti pula oleh unsur pimpinan dan segenap civitas akademika POLSA.
Wakil Direktur I POLSA – Supriyono, S.E., M.Si., Ak. dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada tahun 2021 saja, 61,8% dari total populasi adalah pengguna media sosial. Pada 2022, angka tersebut naik 12%. Berangkat dari hal ini, Supriono menambahkan bahwa hal tersebut tentu menjadi peluang positif bagi para mahasiswa maupun calon alumni dalam dunia bisnis maupun pengembangan diri.
Dalam paparan materinya, Muchlas mengutarakan pula bahwa saat ini adalah era digital disruption. Disrupsi ini menjadi peluang sekaligus ancaman. Dari era 2005 ketika industri dipimpin oleh sektor minyak dan gas, maka saat ini industri dipimpin oleh perusahaan perusahaan teknologi.

Berangkat dari hal itu, ia berpesan bahwa mahasiswa harus punya kemampuan adaptif. “Kreatif menjadi kunci kemajuan. Selain melek digital, mahasiswa harus membangun jiwa enterpreuner,” tegasnya lebih lanjut.
Dalam membangun bisnis, Muchlas menyampaikan ada beberapa strategi adaptasi usaha yaitu paham kondisi finansial, evaluasi rencana bisnis, menyusun kembali budget, melakukan riset dan menyusun timeline, serta menerapkan first principle.

Terkait dengan media sosial, mahasiswa juga dintuntut untuk punya kemampuan adaptif. Diharapkan mereka mempunyai kemampuan literasi, memahami karakteristik media sosial yang berkembang saat ini. “Saat ini video pendek mengambil alih media sosial online. Mahasiswa harus punya kemampuan adaptif terhadap hal tersebut,’ jelasnya. Muchlas berpesan kepada mahasiwa untuk tidak inferior dengan latar belakang pendidikan atau mereka berasal dari mana. Yang lebih penting adalah mahasiswa harus mampu beradaptasi di dunia global sekarang ini. (humaspolsa)